Mengetahui tanda-tanda birahi pada kambing maupun domba
sangat penting pada usaha ternak pembibitan untuk mengetahui waktu yang tepat
dalam melakukan perkawinan. Para peternak kambing domba biasanya memiliki cara
tersendiri agar kambing dan domba mereka dapat melahirkan setidaknya minimal 3
ekor dalam 2 tahun. Hal ini dapat dilakukan jika pengecekan masa birahi
dilakukan dengan tepat.
Dara atau indukan kambing domba biasanya mulai menunjukkan
tanda-tanda birahi pada umur 10 bulan, tanda birahi ini akan lebih cepat muncul
apabila dara atau indukan diberikan perlakuan dan perawatan bagus baik dari
segi pakan hijauan dan pakan pendukung, obat-obatan, perawatan harian seperti
dimandikan, di jemur sinar matahari pagi .
Tanda-tanda birahi bisa diamati melalui tingkah laku
kambing, ada 2 tingkah laku yang dapat
dilihat untuk mengetahui bahwa kambing sedang birahi.
1.
tanda-tanda yang pertama biasanya kambing mengembik terus, gelisah, ekor sering
dikibas-kibaskan, tanda-tanda ini disebut birahi biasa
2. Kedua,
biasanya pada kambing yang birahi senyap kondisi kambing normal seperti biasa.
Tanda-tanda ini disebut Birahi senyap
Kondisi birahi biasa akan memudahkan peternak untuk
mengetahui kalau kambingnya sedang birahi, namun dalam kondisi birahi senyap,
peternak harus sering-sering memantau kemaluan kambing.
Pengecekan kemaluan pada kambing betina birahi sering
dikenal dengan 3A ( Abang, Abuh, Anget ). Abang atau merah menunjukkan kemaluan
kambing memerah,
Abuh atau bisa disebut bengkak, menunjukkan kemaluan kambing
kondisinya lebih besar daripada kondisi kemaluan kambing yang tidak birahi,
Anget atau hangat, kemaluan kambing kalau disentuh akan
terasa hangat. 3A ini menunjukkan bahwa sikambing benar-benar birahi dan siap
dikawinkan.
Ketika kambing domba
birahi maka pada kemaluannya akan mengeluarkan lendir bening, ini menjadi salah
satu tanda lain yang mendukung kondisi 3A diatas.
Untuk indukan yang habis melahirkan biasanya tanda-tand birahi
berupa
1.
Menurunnya ASI Pada Kambing Perah
Seperti halnya manusia, kambing juga merupakan hewan mamalia
yang menyusui. Oleh karena itu hormon menyusui dan hormon untuk pembuahan
memang tidak bisa sejalan. Hal ini membuat ketika ingin kawin maka kambing
indukan akan kehilangan sebagian hormon menyusui. Hasilnya pun perahan akan
berkurang dan kembali normal setelah proses perkawinan atau musim kawin
berakhir.
2.
Vagina Berlendir Putih
Lendir putih yang dikeluarkan pada bagian vagina kambing
berhubungan dengan kesiapan untuk dibuahi. Apabila peternak mengetahui adanya
lendir tersebut maka sangat disarankan untuk mulai mendatangkan pejantan atau
menyatukan kambing indukan ini dalam satu kandang dengan kambing jantannya.
3.
Mengangkat Ekor Apabila Dipegang
Rasa gelisah dan menggebu yang dirasakan oleh hewan ketika
ingin kawin membuatnya tidak nyaman untuk dipegang kecuali ketika diajak kawin
oleh pejantan. Hal inilah yang membuatnya terganggu apabila ekornya dipegang.
4.
Bersuara Melenguh
Suara tersebut merupakan bentuk dari keinginan implisit
kambing ketika ingin kawin. Apabila suara tersebut terdengar berarti pembuahan
yang dilakukan hampir bisa berhasil 100%. Hal ini dipengaruhi oleh kematangan
dari organ reproduksi rata-rata di usia 15-18 bulan.
5.
Gelisah
Kegelisahan juga merupakan bentuk dari keinginan kawin
seekor kambing. Meskipun secara usia sudah dewasa ketika menginjak 8-13 bulan,
tetapi kambing akan lebih siap untuk kematangan berkawin di angka 15 bulan.
Momen ini sangat penting bagi kambing karena telah mencapai usia produktif sehingga
sangat cocok untuk disatukan dengan pejantan.
6.
Menggerakkan Ekor Secara Acak
Gerakan ekos mengibas secara acak atau ke samping kanan dan
kiri juga menjadi salah satu bentuk keinginan kambing berkawin. Hal ini adalah
salah satu cara untuk menyampaikan kepada para pejantan untuk bisa kawin.
Kambing bisa menggerakkan ekor juga ketika marah atau gelisah. Tetapi ketika
ingin kawin gerakan tersebut akan sedikit berbeda.
7.
Hilangnya Nafsu Makan secara Perlahan
Tanda-tanda birahi pada indukan kambingyang terakhir adalah
kurang nafsu makan. Kurangnya nafsu makan ini bisa dipengaruhi oleh
ketidakseimbangan hormon serta kendali dari kambing indukan. Karena ketika
ingin kawin maka kambing kehilangan kendali atas beberapa hal akibat pengaruh
kondisi emosionalnya tidak stabil.
Bukan hanya manusia, tetapi kambing juga punya gejolak
emosional yang dipengaruhi oleh hormon. Gejolak inilah yang kemudian
mengarahkannya untuk mau makan atau tidak. Ketika hormonnya sudah memuncak maka
keinginan untuk melakukan hal lain pun berkurang. Bahkan pada beberapa kasus
ketika kambing digembalakan maka hewan tersebut akan menghindar dari tempat
makanannya dan hal ini harus segera ditangani supaya kambing tidak kurus atau
sakit.
Selain itu, ada tanda-tanda birahi pada indukan kambing yang
lainnya adalah apabila didekatkan pada pejantan maka kambing tersebut akan
lepas kendali dan cenderung agresif. Hal ini dipengaruhi oleh naiknya hormon
yang ada dalam tubuh kambing. Oleh karena itu, sangat penting bagi para
peternak untuk bisa memahami tanda-tanda biologis ini supaya bisa memaksimalan
proses perkawinan. Tentunya jika perkawinan lancar maka hasil anakan kambing
pun meningkat.
Masa durasi birahi kambing hanyalah 18-20 jam, untuk itu
memang ideal apabila dikandang ada pejantan pemacek yang siap mengawini dara
atau indukan yang birahi supaya tidak sampai telat masa birahinya. Apabila masa
birahi lewat maka siklus birahinya baru akan datang selama 21 hari kemudian.
Comments