Burung puyuh (Quail) khususnya di Indonesia mempunyai beberapa jenis yang sering ditemui dan diternakkan yaitu jenis Arborophila javanica, Coturnix chinensis, dan Coturnix coturnix japonica. Burung puyuh yang sering dibudidayakan adalah jenis Coturnix coturnix japonica yang berasal dari jepang karena produksi telur yang tinggi serta mudah beradaptasi dengan cuaca di Indonesia. Burung puyuh merupakan ternak yang bersifat dwiguna yakni dapat dimanfaatkan produksi telur dan produksi dagingnya. Dengan pertumbuhan yang relatif cepat membuat burung puyuh sangat diminati oleh peternak untuk dibudidayakan karena hasilnya menguntungkan.
Faktor yang membuat budidaya burung puyuh diminati karena mempunyai prospek yang menguntungkan antara lain kebutuhan konsumen akan protein hewani yang harganya cukup terjangkau membuat konsumen lebih menyukai mengkonsumsi telur baik telur ayam, telur itik, dan telur puyuh. Dengan tingkat produksi lebih cepat karena burung puyuh dapat menghasilkan telur pada umur 42 hari atau 6 minggu sehingga peternak lebih cepat dalam menjual telur burung puyuh. Burung puyuh yang telah fase afkir dapat dijual dengan harga yang masih tinggi sehingga membuat keuntungan bertambah. Pengeluaran untuk modal juga tidak terlalu besar karena pemeliharaan burung puyuh termasuk mudah dan dapat dibudidayakan dalam jumlah banyak meskipun tempat terbatas.
Manajemen yang harus diperhatikan dengan baik adalah pakan, selain memegang 70% dari pengeluaran pakan juga berkontribusi penuh terhadap performa burung puyuh untuk meningkatkan produktifitas. Kuantitas dan kualitas nutrisi pakan harus terpenuhi secara cukup. Nutrisi pakan berguna untuk mencukupi kebutuhan hidup dan untuk memproduksi telur. Sebelum memulai budidaya burung puyuh tentu peternak atau calon peternak harus memahami segitiga unsur produksi yang terdiri dari management (pengelolaan), breeding (pembibitan), dan feeding (pakan).
Penentuan usaha burung puyuh penting dilakukan untuk mengetahui jenis kelamin burung puyuh yang akan dibudidaya, untuk tujuan produksi telur tentu hanya betina yang dipilih sedangkan untuk produksi daging bisa dipilih puyuh jantan maupun betina yang sudah afkir. Untuk menentukan jenis kelamin burung puyuh perlu dilakukan sexing melalui perbedaan morfologi
Ciri
|
Jantan
|
Betina
|
Kepala
|
Berwarna cokelat gelap dan rahang bawah
berwarna gelap
|
Berwarna terang dan rahang bawah
berwarna putih
|
Bulu bagian dada
|
Berwarna Cokelat kekuning-kuningan dan tidak
bergaris
|
Terdapat bercak hitam atau cokelat
|
Kloaka
|
Terdapat tonjolan kecil berwarna merah di
kloaka, yaitu struktur bulat khas pada pinggir atas kloaka, apabila ditekan akan
mengeluarkan seperti busa berwarna putih dan berbuih, dapat diketahui saat
puyuh mulai dewasa kelamin sekitar 6 minggu.
|
Pada kloaka tidak terdapat benjolan
seperti pada jantan
|
Ukuran
tubuh
|
Lebih kecil
|
Lebih besar dibanding jantan
|
sumber : Achmad, D.A. 2011. Performa Produksi Burung Puyuh (Coturnix-Coturnix Japonica) Yang Diberi Pakan Dengan Suplementasi Omega-3. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Kebutuhan pakan burung puyuh harus bernutrisi dan dapat memenuhi kebutuhan hidup dan kebutuhan produksi telur. Apabila nutrisi yang diberikan kurang, burung puyuh akan lebih cepat untuk fase afkir karena tidak dapat memproduksi telur lagi. Pakan yang diberikan harus mencakup unsur utama yakni protein, energi, vitamin, air dan mineral yang semua unsur tersebut berperan dalam metabolisme burung puyuh baik dalam memproduksi telur maupun kebutuhan hidup.
Pemilihan kandang yang tepat juga mempengaruhi keberhasilan budidaya ternak burung puyuh, selain burung puyuh nyaman juga burung puyuh akan terhindar dari apabila lokasi kandang jauh dari suara berisik dari luar kandang. Stres pada burung puyuh dapat berakibat penurunan produksi telur. Lokasi kandang yang baik adalah jauh dari pemukiman, selain mengurangi kebisingan juga warga sekitar tidak akan terganggu dengan aktivitas di kandang terutama bau dari feses burung puyuh.
Kebersihan kandang merupakan perlakuan yang penting dalam mencegah virus atau bakteri yang ada di dalam kandang. Penerapan Biosecurity yang tepat akan mencegah penyakit yang dapat menyerang burung puyuh. Penyemprotan desinfektan hendaknya dilakukan secara berkala dan rutin agar virus atau bakteri tidak dapat berkembang.
Semua jenis budidaya akan menghasilkan untung yang besar apabila dilaksanakan dengan baik. Mempersiapkan segala manajemen pemeliharaan dengan tepat akan melancarkan budidaya yang dilakukan. Sekian informasi dari saya semoga bermanfaat.
Comments