1. Faktor genetik ayam
Pada ayam kampung, ayam bangkok, maupun ayam ras memiliki sifat alami yakni kanibalisme. Faktor ini tentu dapat dicegah dengan manajemen pemeliharaan yang baik.
2. Ayam mengalami defisiensi mineral dan kekurangan nutrisi pada pakan
Kekurangan pakan yang memiliki kandungan mineral berupa NaCl dan Kalsium, batu-batuan(granit), dan nutrisi lain dapat memicu timbulnya sifat kanibalisme ini. Biasanya ayam yang kekurangan nutrisi akan mematuk-matuk ke semua objek yang dianggap makanan bermineral (naluri alami) dan salah satu yang dipatuk yakni ayam lain.
3. Kepadatan kandang terlalu padat dan sempit
Kandang yang terlalu padat membuat suhu dalam kandang menjadi panas dan memicu meningkatkan tingkat stress pada ayam. Kadang ayam harus bersaing mencari sirkulasi udara karena kurangnya udara dan panas hingga harus bertarung dengan mematuk ayam yang lain.
4. Ketidakseragaman umur dalam satu kandang
Dalam suatu kandang harus diperhatikan umur dan ukuran tubuh yang seragam. Karena apabila terjadi perbedaan dalam satu kandang, akan mengakibatkan ayam yang lebih muda dan lebih kecil akan diserang oleh ayam yang lebih besar dan dewasa.
5. Manajemen pakan kurang baik
Kurangnya pakan bernutrisi yang mencukupi, pemberian pakan tidak tepat waktu, tidak ada pemisahan pemberian pakan yang dapat mengakibatkan ada ayam yang lebih kecil dari ayam lain. Hal tersebut dapat memicu timbulnya sifat kanibalisme karena ayam akan saling berebut pakan dan mematuk ayam yang lain.
6. Parasit yang dapat menyebabkan luka
Hal ini memicu ayam untuk mematuk bagian dari yang terkena parasit seperti kutu, caplak, tungau, dan pinjal hingga mengakibatkan luka dan dapat memancing ayam lain untuk mematuk bagian yang luka tersebut.
7. Warna mencolok (merah jengger)
Merupakan sifat alamiah ayam yang menyukai warna merah mencolok dan warna tersebut dapat merangsang untuk menyerang atau mematuknya.
8. Lampu penerangan berlebihan
Ada masanya ayam untuk tidur istirahat, namun apabila ayam terus diberi penerangan lebih lama maka ayam akan beraktivitas seperti biasanya dan menimbulkan sifat mematuk kesesama ayam.
- Pengawasan terhadap ayam. Karena sifat genetik ayam yang suka mematuk bahkan mematuk ayam lain, maka perlu adanya pengawasan terhadap ayam yang menonjol sifat mematuknya terhadap ayam lain dan dipindah ketempat yang lain.
- Memperbaiki nutrisi pakan yang diberikan. Bisa mengganti pakan dengan yang lebih berkualitas atau menambah mineral berupa pemberian air garam sebagai minum.
- Manajemen kepadatan ayam dalam kandang. Hal ini agar ayam dapat lebih leluasa untuk bergerak dan memudahkan melepas suhu panas pada tubuhnya.
- Memisahkan umur dan ukuran ayam agar seragam. Ayam yang muda dikelompokkan dengan yang muda dan dewasa dengan yang dewasa. Begitu juga ayam kecil dengan ayam yang kecil dan yang besar dikelompokkan dengan yang besar.
- Tambah atau perluas tempat pakan dan minum. Untuk membuat ayam tidak saling berebut atau bertarung untuk mendapatkan pakan. Dengan penambahan tempat pakan ayam akan lebih leluasa untuk bisa makan tanpa harus berkeroyokan.
- Melakukan Debeaking atau potong paruh. Langkah ini bertujuan agar ayam tidak dapat mematuk ayam lain dan lebih meningkatkan efisiensi saat ayam makan. Potong paruh ini dilakukan pada ayam yang masih anakan agar ketika ayam stress masih ada waktu untuk pemulihan.
- Pembersihan kandang secara teratur. Kebersihan kandang bertujuan untuk menghindari ayam terserang penyakit dan tidak terjadi mematuk bagian tubuh karena adanya parasit yang menempel.
- Mengurangi penerangan saat ayam istirahat. Agar kondisi ayam tetap baik dan ayam tidak beraktivitas disaat waktu istirahat.
Comments