Skip to main content

Cara Vaksinasi Ayam Yang Tepat

Vaksinasi adalah pemberian vaksin kepada ternak untuk memberikan kekebalan dari suatu penyakit. Vaksinasi pada ayam merupakan langkah awal dari pencegahan penyakit karena ayam rentan terhadap penularan penyakit terutama pada fase awal atau umur 1-14 hari. Cara pemberian vaksinasi yang tepat dapat meningkatkan kinerja vaksin dan tentu pemberian vaksin tidak boleh asal-asalan harus sesuai dengan prosuder kesehatan hewan. Berikut adalah berbagai cara vaksinasi atau pemberian vaksin pada ayam yang tepat :

1. Tetes Mata (Intra-ocular)


vaksinasi tetes mata oleh mahasiswa politeknik pembangunan pertanian magelang

Cara vaksinasi cara tetes mata dilakukan dengan meneteskan vaksin ke mata ayam sebanyak satu tetes. Caranya adalah sebagai berikut : 
  • Sediaan Vaksin kering beku kemudian dilarutkan dalam tempat vaksin kecil hingga larut, kemudian tuangkan pada pelarut yang berada didalam botol vaksin tetes.
  • pelarut dapat berupa air mineral biasa, aqua destilata steril(aquades), atau dengan larutan dapar ke dalam botol vaksin hingga terisi 2/3 bagian botol.
  • Tutup botol, lalu kocok secara perlahan hingga vaksin tercampur merata.
  • Ganti tutup botol dengan tutup botol untuk vaksin tetes mata.
  • Vaksin harus sekali digunakan habis agar vaksin tidak mati.

2. Tetes Hidung (Intranasal)


Cara vaksinasi cara tetes hidung dilakukan dengan meneteskan vaksin ke dalam lubang hidung ayam. Langkah vaksinasi ini sama seperti vaksinasi tetes mata hanya penetesan vaksin pada salah satu lubang hidung. Penetesan vaksin harus sekali habis juga. Cara vaksin dengan tetes hidung ini dinilai lebih cepat untuk reaksi vaksin dan lebih efektif namun harus berhati-hati dalam pelaksanaannya.


3. Melalui Mulut atau Cekok (Intraoral)


Pada cara vaksinasi mulut, vaksin diumpankan ke ayam melalui mulutnya dengan cara dicekok. Pelaksanaan vaksinasi ini sama dengan cara vaksin melalui air minum. Perbedaannya, vaksinasi dilakukan pada ayam secara individu sehingga setiap ayam mendapatkan dosis vaksin yang sama.
Contohnya, 1.000 ekor ayam akan dicekok 0,5 cc/ekor, sehingga air yang diperlukan sebanyak 500cc. Satu vil vaksin (dosis untuk 1.000 ekor) diampur dengan air akuades hingga 2/3 volume botol vaksin dan diaduk hingga tercampur merata. Setelah dituangkan ke dalam 500cc akuades. Larutan vaksin diaplikasikan melalui mulut atau dicekok.


4. Suntik Daging (Intra muscular)


penyuntikan vaksin oleh mahasiswa politeknik pembangunan pertanian magelang

Cara vaksinasi suntik daging dilakukan dengan menyuntikkan vaksin ke dalam daging. Penyuntikan dapat  dilakukan dibagian dada ataupun paha. Vaksin yang disutikkan bisa berupa vaksin yang masih hdup atau sudah mati. Cara pencampuran vaksin dan banyaknya air yang dibutuhkan untuk vaksin hidup sama seperti pada vaksinasi melalui mulut. Namun, tentu saja, vaksinasi dilakukan melalui jarum sunik. Adapun pelaksanaan vaksinasinya sebagai berikut.

Sebelum digunakan, kocok vaksin secara hati-hati hingga tercampur merata. Suntikkan vaksin ke daging dengan dosis sesuai anjuran. Semua peralatan yang digunakan harus steril, baik ketika melakukan vaksinasi maupun setelah digunakan.

5. Suntik Bawah Kulit (Subcutan)


Vaksinasi suntik bawah kulit dilaksanakan dengan cara mentuntikkan vaksin di bawah kulit, biasanya di area sekitar leher. Pelaksanaannya sama dengan persiapan melakukan vaksinasi suntik daging namun dilakukan dengan cara seperti mencubit kulit ayam agar hanya bagian bawah ayam yang terkena suntik.

6. Melalui Air Minum (Drinking Water)


Cara vaksinasi melalui air minum sangat mudah untuk diaplikasikan pada ayam, vaksin dituangkan ke dalam air yang disediakan untuk minum ayam. Air yang digunakan untuk melarutkan vaksin harus bersih dan bebas klorin. Peralatan yang harus dipakai harus bebas dari disinfektan lebih dari dua hari. Untuk memperpanjang umur vaksin, tambahkan 2-5 gram skim per liter air (tergantung dari kondisi air) ke dalam air.
Misalnya, jumlah air yang digunakan untuk vaksinasi 1.000 ekor ayam yang berumur 7-4 hari adalah 10-14 hari adalah 10-20 liter. Sementara itu, ayam yang sudah dicampur dengan vaksin harus segera diberikan secara merata kepada ayam. Sebelum diberikan vaksin, ayam harus dipuasakan selama 1 jam. Disamping itu, tempat minum ayam harus terhindar dari sinar matahari langsung.

7. Penyemprotan (Spray)

Vaksinasi dengan cara penyemprotan sering digunakan untuk memberikan vaksin kepada ayam yang baru berumur satu hari. Sebelum ayam tersebut dimasukkan ke dalam kandang pemanas, alat semprot yang akan digunakan harus sudah terpasang sehingga boks ayam bisa langsung dimasukkan ke dalam kotak sprayer. Setelah semua peralatan siap, vasinasi segera dilaksanakan dengan cara menyemprotkan vaksin sebanyak 1-2 kali. Aplikasi vaksinasi untuk ayam besar dilakukan dengan menggunakan sprayer khusus. Aplikasi ini akan lebih efektif jika dilakukan di lingkungan yang terkontrol atau tidak banyak angin.

8. Tusuk Sayap (Wing web)

Vaksinasi tusuk sayap dilaksanakan dengan cara menusukkan jarum di sekitar selaput sayap ayam dari arah bagian dalam sayap. Cara melarutkan vaksin metode ini sama dengan cara melarutkan vaksin melalui tetes mata. Pelarut yang digunakan biasanya pelarut khusus untuk vaksinasi melalui tusuk sayap. Alat yang dipakai dalam vaksinasi ini berupa jarum bercabang dua.

9. Melalui Pakan (Feeding)

Vaksinasi melalui pakan dilaksanakan dengan cara mencampurkan vaksin ke dalam pakan ayam. Cara ini biasanya digunakan untuk pengaplikasian vaksin cocci. Pakan yang dipakai harus bebas dari preparat anticocci (amprolium, sulfaquinoxaline, dan preparat sulfa lainnya). Cara pelaksanaannya, vaksin dicampur ke dalam pakan, lalu diberikan kepada ayam. Tempat pakan yang dipakai untuk vaksinasi adalah tempat makan ayam.

Comments

Popular posts from this blog

Ciri-Ciri Birahi Pada Kambing Dan Domba

        Mengetahui tanda-tanda birahi pada kambing maupun domba sangat penting pada usaha ternak pembibitan untuk mengetahui waktu yang tepat dalam melakukan perkawinan. Para peternak kambing domba biasanya memiliki cara tersendiri agar kambing dan domba mereka dapat melahirkan setidaknya minimal 3 ekor dalam 2 tahun. Hal ini dapat dilakukan jika pengecekan masa birahi dilakukan dengan tepat. Dara atau indukan kambing domba biasanya mulai menunjukkan tanda-tanda birahi pada umur 10 bulan, tanda birahi ini akan lebih cepat muncul apabila dara atau indukan diberikan perlakuan dan perawatan bagus baik dari segi pakan hijauan dan pakan pendukung, obat-obatan, perawatan harian seperti dimandikan, di jemur sinar matahari pagi . Tanda-tanda birahi bisa diamati melalui tingkah laku kambing, ada 2   tingkah laku yang dapat dilihat untuk mengetahui bahwa kambing sedang birahi. 1.             tanda-tanda yang pertama biasanya kambing mengembik terus, gelisah, ekor sering dikibas-kib

PERSYARATAN KANDANG TERNAK YANG BAIK

                                                 Dalam usaha peternakan baik tradisional maupun secara intensif perlu adanya kandang yang menjadi tempat berlindung maupun tempat tinggal hewan ternak. kandang merupakan komponen dalam sapta usaha peternakan, yang menjadi wajib dimiliki bagi peternak yang akan menjalankan usaha bidang peternakan. dengan adanya kandang peternak jadi lebih mudah dalam mengelola usahanya.        Pada artikel kali ini akan dibahas mengenai faktor-faktor apa yang mempengaruhi dalam pemilihan kandang, bagaimana bentuk atau tipenya, persyaratan apa yang perlu diperhatikan dalam membangun atau merancang, bagaimana konstruksi bangunan kandang yang baik, dan berapa kebutuhan luas kandang untuk masing-masing ternak.                                                   Kandang adalah suatu bangunan kandang yang dibangun menurut desain dan konstruksi yang benar, dimana semua persyaratan bangunan tersebut, memenuhi standar untuk kehidupan ternak, baik i

Perbedaan Ciri Kambing Dengan Domba

Bagi sebagian masyarakat luas umumnya menganggap kambing dan domba adalah hewan yang sama namun cuma berbeda namanya. Anggapan tersebut jelas salah, karena selain berbeda nama juga berbeda karakteristiknya. Meskipun sering dianggap sama namun dari nama latin sudah berbeda, yakni kambing ( Capra Hirpus ) sedangkan domba ( Ovis Aries ). Banyak orang yang menyebutkan bahwa daging kambing dan domba adalah daging yang sama. Kambing dan domba adalah dua hewan yang terkadang dagingnya disalahartikan sehingga membuat keraguan. Ada beberapa ciri yang membedakan kambing dengan domba. Berikut beberapa cirinya : Ciri fisik        Bulu kambing itu lurus dan biasanya tidak perlu dicukur, sedangkan domba memiliki bulu yang keriting, lebih tebal (gembel), dan biasanyan perlu dicukur bila sudah lebat. Perbedaan lainnya terlihat pada telinga, telinga pada kambing terjungkai ke bawah dan panjang sedangkan telinga domba menegak ke atas. Kambing jantan memiliki jenggot sementara domba tidak